JAKARTA, KOMPAS.com — Selain kaya gula, sawo juga
mengandung zat gizi lain seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan
serat pangan. Buah ini juga baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh
darah.
Buah sawo (
Achras sapota L) cukup dikenal masyarakat Indonesia. Baunya harum dan rasanya manis lezat. Dalam bahasa Inggris, sawo disebut
sapodilla,
chikoo, atau
sapota. Di India, sawo disebut
chikoo, di Filipina dikenal sebagai
tsiko, dan di Malaysia
ciku. Masyarakat Tionghoa menyebut buah sawo sebagai
hong xiêm.
Buah sawo matang biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar. Rasa getahnya
masih sering melekat pada mulut. Dalam kondisi matang, buah ini dapat
dibuat menjadi minuman segar atau sebagai campuran es krim. Namun, hal
tersebut belum diusahakan secara komersial.
Sawo berasal dari
Amerika Tengah dan Meksiko. Di India, Sri Lanka, Filipina, Meksiko,
Venezuela, Guatemala, dan Amerika Tengah, buah sawo sudah dibudidayakan
secara komersial. Di Indonesia, sawo umumnya dibudidayakan sebagai
tanaman pekarangan untuk dinikmati buahnya, terutama di daerah Sumatera
Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara
Barat.
Biji sawo berwarna hitam berkilat atau coklat kehitaman.
Bentuknya pipih dan besar. Biji sawo mengandung saponin, kuersetin, dan
minyak sebanyak 23 persen. Biji sawo sebaiknya tidak dikonsumsi karena
kandungan asam hidrosianik yang cukup tinggi dapat menjadi racun.
Sementara itu, bunga sawo merupakan bahan utama pembuatan parem, yaitu
bubuk obat tradisional yang digosokkan pada seluruh badan pada ibu yang
baru melahirkan.
Rasa buah sawo yang manis membuat buah ini
banyak penggemarnya. Rasa manis ini disebabkan kandungan gula dalam
daging buah dengan kadar 16-20 persen.
Bukan hanya gula, dalam
daging buah sawo terkandung pula lemak; protein; vitamin A, B, dan C;
mineral besi, kalsium, serta fosfor. Komposisi gizi buah sawo dapat
dilihat pada tabel.
Buah sawo memiliki kandungan mineral cukup
baik. Buah ini merupakan sumber kalium yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Di
lain pihak, sawo juga memiliki kadar natrium yang rendah, 12 mg/100 g.
Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1 menjadikan
sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah.
Selain kaya
kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral penting lainnya.
Kandungan mineral lainnya per 100 gram buah sawo adalah: kalsium (21
mg), magnesium (12 mg), fosfor (12 mg), selenium (0,6 mg), seng (0,1
mg), dan tembaga (0,09 mg).
Sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu
14,7 mg/100 g. Konsumsi 100 gram sawo dapat memenuhi 24,5 persen
kebutuhan tubuh akan vitamin C setiap hari. Vitamin C dapat bereaksi
dengan berbagai mineral di dalam tubuh. Vitamin C berperan penting dalam
metabolisme tembaga.
Selain itu, konsumsi vitamin C dalam
jumlah cukup dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C
juga dapat berinteraksi dengan berbagai vitamin lain, seperti vitamin E
yang berfungsi sebagai antioksidan.
Buah sawo juga mengandung
asam folat, 14 mkg/100 g. Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan
sel darah merah. Asam folat juga dapat membantu pencegahan terbentuknya
homosistein yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Vitamin lain
yang juga terkandung pada buah sawo adalah: riboflavin, niasin, B6, dan
vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral,
sawo sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena getahnya dikhawatirkan
akan mengganggu saluran pencernaan.
Buah sawo juga mengandung
banyak gula sehingga baik untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun,
buah ini tidak dianjurkan bagi penderita diabetes melitus karena dapat
meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Empuk dan Mulus
Sawo yang siap dikonsumsi adalah sawo matang. Buah mentah tidak enak
dimakan karena keras. Rasanya pahit dan kelat disebabkan tingginya
kandungan tanin dan kaustik. Sawo yang berkualitas baik adalah sawo yang
empuk dan berwarna coklat tua.
Masalah bentuk dan besarnya
tidak jadi masalah, yang terpenting kulitnya harus mulus. Jangan memilih
sawo yang ada luka, goresan, atau lubang sekecil apa pun. Selain itu,
jangan memilih sawo yang memiliki bekas getah di bagian kulit. Sawo yang
kulitnya cacat punya daging bagian bawah yang rusak atau keras.
Buah yang telah matang dapat disimpan pada suhu rendah untuk
memperpanjang umur simpannya. Buah matang yang disimpan pada suhu 0
derajat celsius dapat bertahan 12-13 hari. Buah yang masih mentah bila
disimpan pada suhu 15 derajat celsius dapat bertahan dalam keadaan baik
selama 17 hari. Buah sawo mentah yang disimpan pada suhu lebih rendah
lebih dari 10 hari tidak akan matang secara normal.
Untuk
merangsang supaya cepat matang, sawo perlu diperam, setelah dicuci untuk
menghilangkan bagian kulitnya yang mati. Ada beberapa cara pemeraman.
Buah ditempatkan dalam wadah yang tertutup (misalnya dalam peti atau
karung) selama beberapa hari. Namun, cara pemeraman demikian akan
menjadikan buah matang tidak dalam waktu bersamaan. Guna mendapatkan
sawo yang matang serentak, buah dimasukkan ke dalam tempat yang tertutup
rapat, kemudian diberi karbit atau diasapi.
Buah sawo sangat rawan tercemar mikroba karena kandungan air dan zat gizinya yang tinggi.
Geotrichum candidum, Cladosporum oxysporium, dan
Penicillium italicum adalah contoh mikroba yang sering terdapat pada buah sawo.
Untuk menjaga agar sawo yang matang tidak diserang mikroba patogen,
sebaiknya gunakan fungisida benlate. Perlakuan secara alamiah, tanpa
menggunakan zat kimia, sulit sekali untuk mendapatkan hasil terbaik.
Oleh karena itu, untuk menjaga keamanan, sebaiknya buah sawo dicuci
terlebih dahulu sebelum dimakan. @
Prof Made Astawan Ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB
sumber : kompas.com